Di tengah tenangnya permukaan danau yang luas, enam anak yang ada di pelosok Kalimantan Barat
desa Sungai Satu Kabupaten Kubu Raya ini harus menyeberang setiap pagi dengan menggunakan
perahu kayu sederhana demi menuntut ilmu di sekolah yang berada Seberang

Meskipun harus menghadapi rintangan alam yang berat setiap hari, semangat mengkonsumsi ilmu
pengetahuan mereka tak pernah padam. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan tekad mereka untuk
terus belajar. Banyak dari mereka hanya memiliki satu pasang sepatu yang sudah usang, atau
bahkan tidak memiliki tas sekolah yang layak untuk di gunakan

Kondisi infrastruktur dan ekonomi yang minim menjadi tantangan utama. Tidak adanya jembatan
penghubung atau akses transportasi yang memadai membuat anak-anak harus mengandalkan kekuatan
fisik dan keberanian mereka setiap hari. Para orang tua pun tak bisa berbuat banyak, selain terus
mendorong dan mendampingi anak-anak mereka agar tetap semangat belajar.


Melihat kondisi ini, Rumah Wakaf tergerak untuk melakukan suatu gerakan emansipatoris konkrit
yakni melengkapi perlengkapan seperti Sepatu,tas,atk dll. Kami tidak hanya melihat langkah – langkah
kecil yang menapaki jalan berlumpur dan harus menyebrangi Sungai, Mereka bukan sekadar pergi ke
sekolah, mereka sedang menjemput masa depan dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi.